Pada sesaknya dunia yang hampa
Langkah ku mencari nafkah dalam asa
Tetap berdiri meski terasa begitu lelah
Pikiran ini enggan untuk menyerah
Terik matahari membakar kulit kusam ku
Merasuk dalam pori hingga menusuk ku
Raga mengeluh ingin sejenak merebahkan lara
Keringat ku mulai menyatu dengan air mata
Begitu hangat rangkulan dari kepedihan
Meski terhantam oleh pahitnya kehidupan
Aku berjuang untuk sebuah kata bahagia
Bertahan untuk bisa terus hidup dengan tawa
Ku korbankan tubuhku yang mulai menua
Remuk pada dentuman takdir untuk binasa
Demi keluarga yang selalu menanti di rumah
Dengan senyuman mereka yang begitu merekah