Senin, 31 Oktober 2022 menjadi salah satu hari istimewa bagi keluarga besar SMAIT Abu Bakar Yogyakarta. Seluruh siswa dan siswi mendapat pelajaran terkait demokrasi dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yaitu Dr Sukamta.
Dr Sukamta merupakan Anggota DPR RI yang berasal dari daerah pemilihan DIY. Beliau sudah menjabat sebagai wakil rakyat sejak tahun 2009 di DPRD Provinsi, lalu menuju lesgisalatif pusat pada 2014 hingga saat ini untuk berjuang membela kepentingan konstituennya.
Kehadiran Ustadz Dr. Sukamta di SMAIT Abu Bakar Yogyakarta merupakan bagian dari pembukaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) kedua . Sekolah mengambil tema “suara demokrasi”. P5 dilaksanakan SMAIT Abu Bakar Yogyakarta sebagai sekolah penggerak yang mencanangkan penggunaan Kurikulum Merdeka untuk kelas X ( Fase E).
Pagi hari itu, siswa dan siswi Fase E SMAIT Abu Bakar Yogyakarta mengikuti pembukaan P5 terlebih dahulu. Penjelasan terkait tema “suara demokrasi” disampaikan oleh Ustadzah Sri Kunti, S.Pd. Kegiatan berlanjut hingga pukul 09.30 WIB , seluruh siswa kelas XI dan XII menyusul untuk turut menyimak materi polotik dari DR. Sukamta.
Tak lupa, kegiatan diawali dengan sambutan kepala sekolah; Ustadzah Nur Khasanah, M.Pd.
“Hari ini adalah hari istimewa, karena kita akan dibersamai bapak anggota legislatif Republik Indonesia .Tidak main-main, beliau hadir dari Jakarta ke Yogyakarta karena cinta pada kita semua,” ujar Ustadzah Nur Khasanah, M.Ag. di hadapan siswa dan siswi SMAIT Abu Bakar Yogyakarta. Orang nomor satu di SMAIT Abu Bakar Yogyakarta itu juga menjelaskan terkait kegiatan P5 yang merupakan konsekuensi dari lembaga pendidikan di bawah pimpinannya yang telah dikukuhkan sebagai sekolah penggerak. “Mudah-mudahan dengan label sekolah penggerak, kita semuanya siap bergerak. Terus bergerak, tergerak, dan menggerakkan untuk hal-hal yang baik. Mari kita bangun bersama-sama budaya baru, kebiasaan untuk mengawal visi misi kita bersama,” tambah Ustadzah Nur Khasanah, M.Ag.
Setelah Kepala Sekolah memberikan sambutannya, siswa dan siswi SMAIT Abu Bakar Yogyakarta dihibur terlebih dahulu oleh penampilan lagu dar murid Fase E bernama Zaidan. Zaidan memberikan persembahan lagu “Sepi” karya Opic dan “Dulu” milik Danar Widianto. Suasana menjelang siang itupun menjadi riuh serta semangat kembali. Setelah itu barulah kemudian Ustadz Dr. Sukamta naik ke atas panggung dibersamai Ustadzah Estuning, S.I.P. sebagai moderator. Anggota Komisi I DPR RI tersebut mengawali bab Suara Demokrasi dari urgensi proses politik. Penjelasannya sangat mudah dipahami, yaitu dengan memaparkan soal kondisi udara di wilayah Yogyakarta. “Yogyakarta ini dulu saat zaman kita mendirikan SMAIT ini, suhunya rata-rata masih 27 C. Sekarang rata-rata sudah 29-30 C. Artinya ada kenaikan suhu udara lingkungan di Jogja. Kenaikan suhu ini ada hubungannya dengan politik tidak?,” jelas Ustadz dr Sukamta langsung sambil berinteraksi dengan siswa. Siswa SMAIT Abu Bakar Yogyakarta tidak langsung menjawab, melainkan menambahkan akibat atau hal-hal yang terjadi akibat dari naiknya suhu udara. Diantaranya pemanasan global, mencairnya gunung es di kutub, bertambahnya tinggi permukaan air laut, banjir, longsor, dan lain-lain.
Namun semuanya dikembalikan lagi oleh Dr. Sukamta pada pertanyaan yang diajukan sebelumnya; apa hubungan seluruh hal tersebut dengan politik. Anggota DPR RI tersebut menerangkan bahwa ternyata urusan tersebut bukanlah persoalan tokoh atau pemerintah pusat di Jakarta saja, tetapi ada di sekitar seluruh warga negara termasuk para siswa.
Menurut Dr. Sukamta, urusan pemanasan global sebenarnya juga merupakan persoalan yang terkait dengan kebijakan politik. Inilah hubungannya. Anggota legislatif asal Yogyakarta itupun menambahkan lagi contoh lebih sederhana yang terdapat di sekitar anak-anak yaitu handphone. Sebagaimana peraturan di SMAIT Abu Bakar Yogyakarta dimana para siswa dan siswi tidak diperbolehkan membawa handphone, Dr. Sukamta mengatakan hal tersebut termasuk dalam urusan politik sebab keputusan atau kebijakan terkait pasti ada proses musyawarah. “Itu bukan soal halal haram, iya kan? Tapi urusannya apa; manfaat dan mudharat. Siswa SMAIT harus tahu manfaat dan mudharat, jadi itu urusan politik,” terang Dr. Sukamta menjelaskan salah satu proses keputusan atau kebijakan harus diambil oleh seorang pimpinan.
Banyak hal dijelaskan oleh Dr. Sukamta pada kesempatan siang hari itu. Acara diakhiri saat azan dzuhur berkumandang. Pemaparan ilmu yang bermanfaat terkait demokrasi, khususnya pendidikan politik dari Anggota DPR RI Komisi I itu pun usai.
Sekolah berharap, semoga dengan pelajaran terkait demokrasi, siswa dan siswi SMAIT Abu Bakar Yogyakarta kelak bisa menjadi pelaku atau aktivis politik yang matang, bermanfaat, serta mampu memakmurkan negeri Indonesia tercinta. Salam demokrasi!!!
Penulis: Zulfikar Sayf Maula, S.Kom. I
Editor: Umi Rodhiyah, S.S