Puisi

Pada sesaknya dunia yang hampa Langkah ku mencari nafkah dalam asa Tetap berdiri meski terasa begitu lelah Pikiran ini enggan untuk menyerah   Terik matahari membakar kulit kusam ku Merasuk dalam pori hingga menusuk ku Raga mengeluh ingin sejenak merebahkan lara Keringat ku mulai menyatu dengan air mata   Begitu hangat rangkulan dari kepedihan Meski terhantam oleh pahitnya kehidupan Aku…

Kuterbangun di gelap dan sunyinya malam Diatas banyaknya tumpukan kunci masa depanku kulihat hal yang dapat mengubah hidupku itu berserakan tak beraturan Tersadar semalaman  ku serap semua hal itu walau rasanya tak kuat untuk ku tampung lagi Terdengar dengan jelas orkestra dari para penghuni malam melewati celah-celah dinding anyaman Kurasakan udara dingin menusuk tulang Ku berharap.. Ini semua tak sia-sia…

Pagi khidmat ini Bendera merah putih menjulang tinggi Meliuk-liuk diatas angin   Aku tegakkan tubuhku Aku kokohkan tapak kakiku Berdiri dengan hormat melihatmu berkibar gagah   Tujuh puluh tujuh tahun lalu Seperti ombak menerjang karang Engkau relakan hidup dan mati Untuk negerimu Untuk anak cucumu   Engkau jatuhkan rasa takutmu Karena kau tahu negeri ini butuh namanya pejuang Bukan tikus…

Pahlawan… Kau dengan berani berjuang Melawan para sekutu yang datang Kau tak berhenti sebelum menang Selalu siap di garda terdepan   Lelah sudah biasa kau rasakan Tertatih tatih kau berusaha bertahan Demi memperjuangkan kemerdekaan Kau rela untuk berkorban   Meninggalkan keluargamu Harta dan semua milikmu Raut wajah yang tak pernah layu Menampilkan semua semangat juangmu Terimakasih pahlawanku Kan kukenang selalu…

Papa, Ini tentang papa Tentang pria yang tak pernah menangis dihadapanku Tentang pria dengan sejuta rahasia pahit yang tersimpan Duhai cinta pertamaku, Berehatlah jika langkahmu sudah bergetar tak kuasa berdiri Aku tak tega melihat senyum di bawah mata letihmu Sakit hatiku saat melihatmu diam diam menyimpan sakit Papa, Perjuanganmu membuatku tak berhenti menangis Benturan dan helaan napas berat terpahat di…